4 Cara Mengasah Jiwa Kepemimpinan Anak

Parenting / 9 December 2014

Kalangan Sendiri

4 Cara Mengasah Jiwa Kepemimpinan Anak

daniel.tanamal Official Writer
3531
<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]-->

Parents, setiap anak adalah calon pemimpin masa depan. Setiap anak punya jiwa kepemimpinan yang sudah melekat didalam dirinya. Namun bukan berarti kita hanya mendiamkan dan mengharapkan jiwa kepemimpinan ini hadiri dengan sendirinya. Kitapun perlu mengasahnya. Berikut adalah 4 cara mengasah jiwa kepemimpinan anak.

1. Membangun Kepercayaan Diri
Ini merupakan modal utama dalam kehidupan bersosialisasi. Jika si kecil belum memiliki kepercayaan diri, maka Moms bisa membangunnya dengan memberikan pujian pada anak ketika anak berhasil atau bisa melakukan sesuatu. Sehingga ketika anak akan tampil kembali dan adanya reaksi positif, maka anak akan merasa percaya diri.

2. Membangun Komunikasi
Membangun komunikasi bisa dilakukan ketika Moms melakuan komunikasi dengan anak, misalnya saling menceritakan apa yang sudah dilakukannya. Bisa juga Moms mendorong anak untuk berkenalan dengan orang lain dan lihat bagaimana cara anak atau kata-kata apa yang diucapkan anak ketika anak berkenalan dengan orang lain. Tentunya ini juga dibarengi dengan sikap berani. Berani berkenalan dengan orang baru.

3. Ajarkan Menyelesaikan Masalah
Moms bisa mengawalinya dengan membuat anak merasakan apa yang dialami orang lain. Misalnya ketika ada temannya yang ingin meminjam mainannya, tetapi tidak diberikan dan temannya menangis. Maka Moms bisa mengajarkan anak dengan memutar keadaan, menanyakan ke anak, bagaimana jika yang tidak dipinjamkan mainan itu adalah kamu? Bagaimana perasaan kamu? Jika anak sudah merasakannya, maka bisa ditanyakan kembali ke anak, apa yang harus diselesaikannya? Tekankan kepada anak bahwa dia sebaiknya meminta maaf pada temannya dan kemudian bermain bersama-sama.

4. Mengajarkan Kejujuran
Dalam mengasah kejujuran anak, Moms bisa melakukannya dengan meminta anak untuk menceritakan semua yang diamalinya di sekolah atau di tempat bermainnya. Setelah itu terima atau responslah dengan baik apa yang diceritakan oleh anak. Dengan adanya respons yang baik, maka ketika anak melakukan tindakan positif atau negatif maka anak akan menceritakannya semuanya dengan benar tanpa memiliki ketakutan akan dikatakan tidak baik atau di-judge.

 


<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> Halaman : 1

Ikuti Kami